Kabar gembira, kini Jepang mulai menurunkan status peraturan COVID-19 ke jenis influenza musiman serta sudah melonggarkan prosedur-prosedur covid-19 yang berlaku sebelumnya, ini menandai pergantian besar sehabis 3 tahun menanggulangi virus corona.
Pengklasifikasian ulang COVID-19 ini turun ke Kelas 5 yang berarti keputusan tentang aksi penangkalan COVID-19 saat ini terletak di tangan setiap orang maupun ketetapan bisnis. Namun para pakar masih memohon pemerintah buat membenarkan institusi kedokteran bisa menjawab dengan baik potensi lonjakan jumlah infeksi Covid tersebut di masa depan. Pemerintah juga sudah menghapus sebagian besar peraturan-peraturannya, seperti masa karantina 7 hari buat orang yang dinyatakan positif serta 5 hari buat mereka yang sudah melaksanakan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Penduduk Jepang juga hendak dikenakan biaya buat rawat jalan serta rawat inap terpaut virus corona, walaupun subsidi tersedia buat perawatan yang mahal. Penderita COVID-19 pula akan menerima perawatan kedokteran di rumah sakit biasa, bukan di sarana yang ditunjuk seperti dahulu. Pemerintah secara formal memutuskan pada 27 April lalu buat menurunkan status virus corona sebab program vaksinasi, antara lain, sudah membuat penyakit ini tidak sangat mematikan, sedangkan seruan buat meremajakan ekonomi yang dilanda pandemi juga sudah bertambah.
Sesudah di klasifikasi ulang, pemerintah tidak lagi secara hukum merekomendasikan rawat inap buat para penderita virus corona maupun melaporkan kondisi darurat, di mana gubernur bisa memohon pengurangan jam buka buat usaha / bisnis disitu serta bisa menutup ataupun menggunakan denda untuk mereka yang melaksanakannya.
Pemerintah berkata kalau sekitar 8.300 institusi kedokteran, terdiri dari 90 persen rumah sakit nasional ditambah sebagian klinik, mempunyai kapasitas sampai 58.000 penderita rawat inap COVID-19 pada akhir September nanti, dengan kisaran 44.000 institusi menerima penderita rawat jalan, naik dari 42.000 bulan lalu.
Kamu berencana untuk liburan di Jepang? Yakin dengen itinerary kamu? Takut kesasar? Bingung Masalah Kirim Koper, Pesan Taxi dan lainnya? Gunakan Layanan Jasa Tour Guide Jepang Online dari Tanogaido Tours and Travel untuk bantuan penuh selama liburan di Jepang.
Jepang pula sudah mencabut peraturannya tentang penggunaan masker wajah mulai 13 Maret, menyerahkan keputusan kepada tiap-tiap orang. Walaupun masker dilonggarkan, kebanyakan komuter di sekitar Stasiun Tokyo masih menggunakan masker.
Pemerintah mencabut kontrol perbatasan COVID-19 buat seluruh kedatangan pada 29 April, awal periode liburan Golden Week tahunan, yang berarti pendatang tidak lagi diwajibkan menampilkan sertifikasi paling tidak 3 dosis vaksinasi virus corona ataupun uji virus corona negatif yang dicoba dalam 72 jam. keberangkatan. Apalagi sehabis penyusutan peringkat, vaksinasi virus corona gratis sampai akhir Maret 2024, serta subsidi sampai 20.000 yen per bulan akan diberikan buat rawat inap terpaut virus corona sampai September tahun ini.
Untuk siswa yang tertular, pemerintah mengimbau mereka wajib absen sepanjang 5 hari sehabis menampilkan indikasi, serta satu hari sehabis sembuh. Pemerintah pula menawarkan panduan seragam kepada orang lain selaku asumsi atas panggilan dari penyedia perawatan yang mau ketahui kapan mereka bisa kembali bekerja sehabis terinfeksi. Apalagi sehabis penderita pulih, pemerintah merekomendasikan mereka mengenakan masker wajah sepanjang 10 hari serta menahan diri buat tidak melaksanakan kontak dengan orang tua ataupun orang lain yang berisiko lebih besar hadapi indikasi sungguh-sungguh.