Etika berlibur di Jepang merupakan salah satu hal yang wajib untuk kamu ketahui saat berlibur kesana. Dimana, Jepang sendiri merupakan sebuah Negara yang Aman dan memberikan kebebasan kepada para wisatawan untuk berkunjung. Bahkan,, kamu juga bisa mengetahui masyarakat Jepang dengan rasa perhatian dan dengan kerendahan hati menunjukkan jalan atau mengantarkan kamu ketika bingung untuk menuju tempat yang akan kamu tuju.
Tetapi, terdapat beberapa hal yang harus kamu ketahui terlebih dahulu sebelum melakukan berbagai tindakan di Negeri Sakura itu. Karena, disana sangat menjaga yang namanya rasa saling menghargai terhadap sesama dan masih tetap diberlakukan sampai sekarang. Itulah yang dimaksud dengan etika yang harus kamu perhatikan ketika berada di Jepang.
Beberapa Etika Berlibur di Jepang
Dengan adanya informasi Etika berlibur di Jepang ini, kamu diharapkan bisa untuk mengetahui kedisiplinan yang ditunjukkan untuk menjaga etika ketika berada di Jepang. Hal itu ditunjukkan dengan harapan setiap wisatawan yang berkunjung juga ikut menerapkan apa yang telah ditentukan dengan sebaik mungkin.
Melestarikan Etika berlibur di Jepang ini juga bisa dijadikan sebuah kebiasaan baik terhadap para wisatawan baik ketika berlibur di berbagai Negara, termasuk dengan Jepang. Lantas, apa saja etika yang harus kamu perhatikan ketika liburan ke Jepang? Berikut ulasan lengkapnya.
Kamu berencana untuk liburan di Jepang? Yakin dengen itinerary kamu? Takut kesasar? Bingung Masalah Kirim Koper, Pesan Taxi dan lainnya? Gunakan Layanan Jasa Tour Guide Jepang Online dari Tanogaido Tours and Travel untuk bantuan penuh selama liburan di Jepang.
Melepas Alas Kaki (Genkan)
Etika berlibur di Jepang pertama ini seperti yang sudah kita terapkan saat di Indonesia, yakni mayoritas masyarakat Jepang ini akan melepas sepatunya ketika akan memasuki rumah atau berada di depan pintu. Etika ini dalam bahasa Jepang sering disebut dengan Genkan. Nantinya, di Jepang ini akan disediakan rak yang kamu gunakan untuk meletakkan sepatu ke dalam rak tersebut.
Tak hanya itu, ketika berada di Negeri Sakura menggunakan slipper ini tak diperbolehkan dipakai ketika berada dalam suatu tempat. Slipper ini biasanya akan disediakan yang bebas kamu gunakan secara gratis. Slipper itu sendiri digunakan untuk tidak merusak permukaan lantai kayu tetapi kamu juga harus bersedia merapikan kembali setelah menggunakannya.
Butuh Pemandu Wisata di Jepang? Coba Tour Guide Online dari Tanogaido. Silahkan menghubungi kami melalui kontak Whatsapp yang tersedia.
Memberikan Salam
Di Negeri Sakura, memberikan salam itu ternyata tidak harus dilakukan dengan cara bersalaman. Tetapi,kamu bisa melakukannya dengan cara menunduk sebagai bentuk penghormatan. Kamu bisa menunduk sebagai salah satu cara terbaik untuk menghormati orang ketika bertemu, mengucapkan rasa terima kasih, atau bahkan saat akan melakukan perpisahan dengan seseorang.
Salam ini juga bisa kamu lakukan ketika menginap di rumah suatu teman, penginapan atau bahkan di tempat kamu bekerja, lebih disarankan untuk kamu membawa oleh-oleh dari Negara asalmu. Karena hal itu dipercaya sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada majikan, atau pemilik rumah bahkan penginapan yang kamu gunakan sebagai tempat tinggal sementara.
Saat Makan
Etika berlibur di Jepang Terakhir, etika yang harus kamu perhatikan ketika berada di Jepang adalah ketika makan. Saat berada di Jepang, mayoritas kamu dapat menikmati berbagai makanan menggunakan sumpit atau sendok serta garpu jika memintanya. Yang harus diperhatikan adalah ketika kamu menyantap makanan menggunakan sumpit ini jangan sampai sumpit itu tertancap dengan berdiri tegak.
Dan juga, jangan mengambilkan makanan kepada orang lain termasuk kepada keluarga menggunakan sumpit sendiri. Tindakan itu dianggap sangat tidak terhormat ketika berada di Jepang. Mengingat, sumpit ini sendiri merupakan alat yang kamu gunakan untuk menikmati berbagai hidangan yang telah disediakan.
Itulah tadi beberapa etika berlibur di Jepang yang wajib untuk kamu ketahui. Dengan adanya informasi ini, kamu bisa mengetahui apa saja yang harus diperhatikan agar tidak mendapatkan perlakuan yang tak selayaknya.