Saat Anda berkunjung ke Kyoto, pastikan mengunjungi Shunkoin yang berada di kawasan Kuil Myoshinji, Kyoto. Di tempat ini menyediakan program meditasi Zen dan upacara minum teh Jepang dalam bahasa Inggris.
Daftar isi:
- Meditasi zazen ala biksu Jepang
- Mencoba Mengatur Nafas dan introspeksi diri melalui Meditasi Zen
- Mengagumi lukisan indah di Kuil Shunkoin diterangi lampu temaram
- Pengaruh 3 agama yang berbaur harmonis di Shunkoin
- Hadirnya Dewa-Dewa Shinto di Taman Bergaya Buddha
- Menuangkan Isi Hati yang Paling Dalam pada Sebuah Surat Tanpa Alamat
- Merasakan ketenangan kuil dengan menginap di Guest House Shunkoin
Meditasi zazen ala biksu Jepang
Yang terpenting dari dari zazen adalah duduk tegak, atur pernafasan, kemudian berfokus pada “saat ini”. Terdapat banyak kuil di Jepang yang menawarkan program seminar zazen untuk ditujukan kepada masyarakat umum. Praktik zazen merupakan salah satu kegiatan meditasi ringan yang boleh diikuti oleh siapa saja.
Di berbagai negara, banyak pengusaha dan pemimpin usaha menganggap bahwa meditasi Zen bisa mengurangi stres. Bahkan, pendiri Apple yaitu Steve Jobs juga menganggap meditasi ini sangat berguna.
Di kuil ini wakil kepala pendet, Zenryu Kawakami, pernah tinggal di Amerika itu sebabnya sekarang dia membuka kelas meditasi untuk pengunjung berbahasa Inggris.
Kamu berencana untuk liburan di Jepang? Yakin dengen itinerary kamu? Takut kesasar? Bingung Masalah Kirim Koper, Pesan Taxi dan lainnya? Gunakan Layanan Jasa Tour Guide Jepang Online dari Tanogaido Tours and Travel untuk bantuan penuh selama liburan di Jepang.
Mencoba Mengatur Nafas dan introspeksi diri melalui Meditasi Zen
Kelas zazen di Shunkoin diadakan dari pukul 09.30 sampai 11.00, sekitar 4 kali dalam seminggu. Walau pengunjung tidak perlu reservasi untuk mengikuti kelas ini, namun batas peserta dibatasi hanya bisa diikuti oleh 30 orang.
Kelasini dibuka dengan penjelasan tentang tujuan, sejarah, dan metode zazen dengan durasi sekitar 20 menit.
Untuk para peserta zazen, biksu Kawakami menekankan tentang pentingnya selalu bertanya kepada diri sendiri atau lebih kepada introspeksi diri.
Dia mengajarkan untuk kita terus belajar mempertanyakan sesuatu yang biasa kita miliki atau lakukan secara alami dan tanpa sadar. Zazen adalah kesempatan sempurna untuk introspeksi diri ataupun menghadapi langsung berbagai asumsi dan nilai yang kita ikuti secara tidak sadar.
Selama sesi meditasi, Anda akan diajarkan untuk duduk tegak dan menyilangkan kaki di atas tatami. Bagi Anda yang merasa kesulitan untuk duduk sambil menyilangkan kaki, disediakan kursi di belakang barisan. Pada meditasi zazen sangat ditekankan untuk berkonsentrasi sambil duduk tegak. Kemudian peserta akan diminta untuk mengarahkan kesadaran mengatur pernafasannya.
Saat melakukan zazen, diajarkan untuk menggunakan pernafasan perut. Pastikan untuk menghirup nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. Setelah terus menerus melakukannya, Anda akan jadi lebih menyadari keadaan di sekitar, seperti angin yang mengalir dari luar ataupun gerakan manusia di sekitar.
Dengan meningkatnya kepekaan kepada lingkungan sekitar ini, Anda akan mulai menemukan satu per satu arti dari berbagai hal yang Anda lakukan.
Meditasi ini akan membuat Anda memisahkan diri dari kehidupan sehari-hari yang serba cepat dan memahami hal-hal yang alami. Mungkin saja ini adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk menenangkan hati dan pikiran ataupun mengurangi stres.
Proses bermeditasi dilakukan sekitar 20 menit sampai bel dibunyikan. Kemudian akan dilakukan sesi tanya jawab dengan biksu pengajar saat itu. Pada saat ini Anda akan bebas mengajukan berbagai pertanyaan atau berbagai pemikiran dan filosofi Anda kepada Biksu Kawakami.
Ketika kelas meditasi selesai, Anda akan dipandu berjalan-jalan mengelilingi kuil, lalu mendapatkan teh matcha dan camilan Jepang sebagai tanda penutup program yang Anda ikuti.
Melalui kelas meditasi dan upacara minum teh ala jepang ini, akan menjadi kenangan yang berharga bagi Anda karena selain berwisata, Anda bisa lebih memahami tentang kuil Buddha di Jepang, tata cara meditasi dan kebiasaan menum teh di negara matahari terbit ini, terlebih pengajar melakukannya dalam bahasa Inggris.
Mengagumi lukisan indah di Kuil Shunkoin diterangi lampu temaram
Saat kuil Shunkoin ini dibangun pada tahun 1590, lilin dan lentera chochin menjadi satu-satunya sumber penerangan yang dimiliki Jepang pada malam hari.
Berbeda dengan lampu neon yang punya jangkauan cahaya luas, bentuk lampu seperti ini punya jangkauan cahaya yang terbatas. Oleh karena itu, ada legenda mengenai orang-orang yang mengecat pintu geser fusuma dengan warna emas agar cahaya bisa terpantul.
Sampai 4 Agustus 2019, Anda bisa berjalan-jalan mengelilingi kuil dengan lilin LED pada malam hari dan merasakan kehidupan tahun 1950 dengan biaya 900 yen.
“Lukisan-lukisan yang ada di fusuma dilukis sesuai dengan ketinggian mata manusia yang sedang duduk”, demikian jelas Biksu Kawakami. Katanya, lukisan itu memang dirancang dengan tinggi mata orang pada zaman itu yang menghabiskan sebagian besar waktunya duduk di atas tatami. Untuk itu agar bisa menikmati karya seni yang ada pada dinding bangunan itu secara maksimal, lakukanlah sambil duduk di atas tatami.
Ada 3 kamar dengan fusuma berwarna emas. Semua lukisan dilukis oleh seorang pelukis terkenal bernama Eigaku Kano pada abad 18 dan 19.
Lukisan yang indah ditambah pantulan cahaya dari fusuma menciptakan suasana syahdu bagaikan ilusi. Warna emasnya seperti melebur ke latar dan membuat objek lukisan seakan menonjol keluar.
Pengaruh 3 agama yang berbaur harmonis di Shunkoin
Walau Shunkoin merupakan adalah kuil Buddha, bagian-bagian lain seperti fusuma ataupun taman di Shunkoin memiliki unsur dari agama lain. Hal ini jarang sekali ditemui di kuil Jepang lainnya.
Adanya pengaruh Kristiani pada Fusuma di Kuil Buddha ini
Kachozu-no-ma, salah satu ruangan yang mempunyai fusuma berwarna emasyang menggambarkan 4 musim. Akan tetapi, beberapa unsur dari lukisan tersebut terlihat aneh dan tidak cocok dengan unsur lainnya.
Sebagai contohnya, bunga lili dilukis di bagian musim semi, padahal sebenarnya bunga lili mekar antara musim panas dan musim gugur di Jepang.
Ada suatu teori yang menyatakan bahwa hal ini dipengaruhi oleh agama Kristen. Dipercaya bahwa bunga lili merupakan simbol dari kesucian Bunda Maria. Sehingga menurut pandangan ini, bunga lili yang dilukis di bagian musim semi untuk menggambarkan Bunda Maria yang mendapat pencerahan di bulan Maret dan juga bicara tentang kebangkitan Yesus.
Unsur Kristiani tidak hanya ditemukan dalam lukisan. Pada Lonceng Nanbanji yang hanya diperlihatkan pada saat-saat spesial, juga ada simbol salib dan lambang Yesus lainnya. Aneh bukan?
Meskipun teknologi pembuatan loncengnya bergaya Jepang, kebenarannya belum diketahui secara pasti. Banyak yang berpendapat bahwa teknologi tersebut diturunkan dari kuil lain ke Shunkoin. Sebagai jembatan antara Kristen dan Buddha, Lonceng Nanbanji dianggap sebagai Aset Budaya Penting di Jepang.
Hadirnya Dewa-Dewa Shinto di Taman Bergaya Buddha
Setelah Anda mengunjungi ruangan fusuma berwarna emas, di depan ruangan itu Anda akan mendapati Taman Karesansui. Di taman ini Anda akan mendapati pemandangan seperti di Kuil Ise Jingu yang menyembah dewa-dewa Shinto di Ise.
Anda akan mendapati banyak batu kerikil yang disebut batu sazare di taman ini. Kalau Anda datang pada siang hari, kehadiran batu-batu tersebut mungkin kurang terlihat. Akan tetapi ketika malam tiba, batu-batu itu akan menjadi penarik perhatian saat diterangi dengan cahaya.
Selain itu di taman ini juga terdapat gua batu yang dibuat karena terinspirasi dengan mitologi Jepang Ama-no-Iwato. Dalam mitologi Jepang, konon Ama-no-Iwato merupakan tempat persembunyian dari dewi matahari Amaterasu Omikami. Ketika sang dewi matahari bersembunyi, dunia menjadi tertutup kegelapan sehingga para dewa yang lain merasa kebingungan.
Untuk membuat sang dewi matahari keluar dari tempat persembunyiannya, dewa-dewa yang lain mencoba segala cara, salah satunya dengan mengadakan festival di luar gua. Dewi Amaterasu lalu menjulurkan kepalanya keluar karena penasaran dengan keadaan di luar. Konon, pencahayaan di taman kuil ini dibuat seperti cahaya dewi Amaterasu yang menembus kegelapan ketika keluar dari gua.
Menuangkan Isi Hati yang Paling Dalam pada Sebuah Surat Tanpa Alamat
Pada kunjungan malam hari, Anda bisa curhat di tempat ini dengan menuangkan perasaan dan pikiran Anda yang paling dalam melalui “Surat Tanpa Alamat”. Untuk melakukan hal ini Anda akan dikenakan biaya sebesar 300 yen per lembar termasuk pajak.
Surat-surat tersebut nantinya akan dipajang di kuil. Tapi kalau Anda malu atau merasa isinya sangat pribadi dan tidak ingin dipajang, Anda bisa menandai surat agar tidak dipajang. Setelah kunjungan selesai, surat-surat tersebut akan dimusnahkan setelah didoakan (※1).
※1: didoakan… melantunkan doa terhadap sesuatu yang tertulis dalam surat.
Merasakan ketenangan kuil dengan menginap di Guest House Shunkoin
Kalau Anda melakukan kunjungan pada malam hari atau ingin menghadiri kelas meditasi zazen pada pagi hari, serta tidak ingin terlambat maka sebaiknya Anda menginap di guest house Shunkoin. Kamarnya mempunyai lantai tatami dan juga tersedia dapur bersama.
Tempat penginapan para tamu ini atau Guest house ini berbeda dengan shukubo atau tempat menginap para biksu. Tempat ini memang dikhususkan bagi para tamu menginap, tetapi harga penginapan tidak termasuk makanan ya . Biaya menginap berbeda-beda tergantung waktunya, biasanya berada dalam kisaran 7.000 yen per malam. Jika menginap di guest house, nah istimewanya kalau Anda menginap di Guest House Shunkoin ini Anda akan mendapat potongan 50% untuk biaya kelas meditasi Zen yang normalnya seharga 3.000 yen/kelas, sebanyak 1 kali. Untuk info lengkapnya Anda bisa mengunjungi situs resminya dengan KLIK DISINI.
Wilayah kuil Shunkoin ini berada di daerah Kyoto yang damai dan tenang. Jadi tempat ini cocok sekali jadi tujuan wisata untuk Anda yang ingin beristirahat sejenak dan melepaskan diri dari tekanan kehidupan sehari-hari.
Jadikan momen wisata Anda bukan hanya untuk rileks tapi juga untuk introspeksi diri lewat meditasi atau belajar sejarah dan budaya Jepang langsung dari kuil yang sudah berumur 500 tahun ini. Pulang dari sini, Anda bukan hanya akan membawa kenangan indah tapi juga merasa lebih segar atau bahkan menemukan sisi yang berbeda dari diri Anda sendiri.
Informasi Waktu Buka:
Meditasi Zazen (dalam bahasa Inggris): 09.30—11.30
Kartu kredit hanya bisa digunakan untuk membayar biaya penginapan dan kelas upacara minum teh Jepang.
Sumber artikel : Matcha-jp.com