Daftar isi:
- Poin Utama
- Apa Itu Etiket Jepang?
- Asas Utama Etiket Jepang
- Etiket dalam Interaksi Sehari-hari
- Etiket dalam Situasi Bisnis
- Etiket Makan di Jepang
- Etiket di Ruang Publik
- Variasi Regional dalam Etiket
- Etiket Bertamu ke Rumah Orang Jepang
- Tantangan Memahami Etiket Jepang
- Kesimpulan
- Pertanyaan yang Sering Diajukan
- Apa itu etiket Jepang?
- Mengapa membungkuk penting dalam budaya Jepang?
- Apa yang harus diperhatikan saat makan di Jepang?
- Bagaimana etiket saat menggunakan transportasi umum di Jepang?
- Apa yang perlu diperhatikan saat bertamu ke rumah orang Jepang?
- Apa tantangan paling umum dalam memahami etiket Jepang?
- Apakah ada variasi regional dalam etiket Jepang?
Poin Utama
- Etiket Jepang adalah cerminan nilai harmoni, kesopanan, dan saling menghormati yang menjadi dasar interaksi sosial di masyarakat Jepang. Memahami ini sangat penting untuk beradaptasi dengan budaya mereka.
- Prinsip-prinsip utama seperti menjaga harmoni, menghormati hierarki, dan menghindari konflik terbuka membentuk perilaku sehari-hari di Jepang. Sikap rendah hati dan menghargai kehormatan juga sangat dijunjung tinggi.
- Dalam kehidupan sehari-hari, etiket seperti cara menyapa, penggunaan bahasa hormat (keigo), dan aturan membungkuk (ojigi) menjadi penanda kesopanan dan penghormatan kepada orang lain.
- Etiket juga berlaku dalam situasi bisnis, seperti ketepatan waktu, pertukaran kartu nama, dan menghormati struktur hierarki perusahaan. Semua ini menunjukkan profesionalisme dan rasa hormat.
- Saat makan atau berada di ruang publik, menjaga kebersihan, suara, dan menghormati aturan lokal menjadi bagian penting dari budaya Jepang. Hal ini mencerminkan rasa tanggung jawab bersama untuk kenyamanan semua orang.
- Menghormati variasi regional dan memahami tradisi lokal menjadi kunci untuk menghargai keberagaman budaya Jepang. Setiap daerah memiliki keunikan etiket yang dipengaruhi oleh sejarah dan budaya setempat.
Budaya dan etiket di Jepang mencerminkan nilai kesopanan, kehormatan, dan harmoni yang menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari cara menyapa dengan membungkuk hingga aturan makan yang penuh tata krama, setiap aspek memiliki makna mendalam dan menunjukkan penghargaan terhadap orang lain. Misalnya, saat menggunakan sumpit, ada aturan tertentu seperti tidak menusukkan sumpit ke makanan atau tidak saling menyodorkan makanan dari sumpit ke sumpit. Selain itu, tradisi seperti melepas sepatu sebelum masuk rumah atau tempat tertentu juga menjadi bagian dari etiket yang menunjukkan rasa hormat. Memahami budaya ini tidak hanya membantu menjalin hubungan baik, tapi juga memberi pengalaman lebih bermakna saat berinteraksi di Jepang.
Apa Itu Etiket Jepang?
Etiket di Jepang adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari yang mencerminkan budaya dan nilai-nilai dasar masyarakat Jepang. Dalam interaksi sosial, etiket memastikan bahwa semua orang mengikuti aturan dan menunjukkan rasa hormat, seperti membungkuk yang merupakan salah satu cara untuk menghormati orang lain, serta menghargai customs yang ada.
Definisi dan Konsep Dasar
Etiket di Jepang mengacu pada norma perilaku yang diharapkan dalam berbagai situasi. Misalnya, membungkuk (o-jigi) adalah salah satu praktik paling ikonik. Membungkuk bisa dilakukan secara informal dengan sudut sekitar 15 derajat atau lebih formal hingga 30 derajat. Tindakan ini menunjukkan rasa hormat dan kesopanan. Selain itu, membungkuk bisa digabungkan dengan jabat tangan, baik sebelum atau sesudah berjabat tangan, tergantung situasinya.
Etiket juga memainkan peran penting dalam membangun hubungan sosial yang sehat. Menghormati ruang pribadi, berbicara dengan nada lembut, dan mengikuti aturan antre adalah contoh elemen kunci lain yang mendukung harmoni dalam masyarakat Jepang.
Kamu berencana untuk liburan di Jepang? Yakin dengen itinerary kamu? Takut kesasar? Bingung Masalah Kirim Koper, Pesan Taxi dan lainnya? Gunakan Layanan Jasa Tour Guide Jepang Online dari Tanogaido Tours and Travel untuk bantuan penuh selama liburan di Jepang.
Akar Sejarah Etiket Jepang
Sejarah panjang Jepang, termasuk pengaruh periode Edo dan tradisi samurai, membentuk dasar etiket dan budaya mereka. Nilai-nilai seperti kehormatan, kesopanan, dan kewajiban kolektif diwariskan hingga kini. Misalnya, tradisi membungkuk yang merupakan salah satu cara untuk menunjukkan rasa hormat berasal dari ajaran Konfusianisme yang menekankan hierarki.
Peran Etiket dalam Masyarakat
Etiket, termasuk membungkuk yang merupakan salah satu cara untuk menunjukkan respect, membantu menjaga harmoni dengan mencegah konflik. Hal ini memperkuat rasa saling menghormati dalam hubungan sosial, menciptakan masyarakat yang lebih teratur dan nyaman bagi orang Jepang.
Asas Utama Etiket Jepang
Budaya Jepang dikenal dengan tata krama yang kuat dan nilai-nilai sosial yang terstruktur, termasuk cara membungkuk yang menunjukkan respect. Asas-asas ini membentuk cara orang Jepang berinteraksi, menjaga hubungan yang harmonis, serta menciptakan lingkungan sosial yang saling menghormati.
1. Pentingnya Harmoni dan Kesopanan
Harmoni, atau yang dikenal dengan istilah “wa,” adalah inti dari hubungan sosial di Jepang. Kesopanan menjadi cara utama untuk menjaga harmoni ini. Dalam percakapan, orang cenderung memilih kata-kata yang lembut dan tidak menyinggung. Misalnya, saat menerima hadiah, frasa seperti “sumimasen” (maaf) sering digunakan untuk menunjukkan kerendahan hati. Di tempat umum, seperti kereta, suasana yang tenang mencerminkan pentingnya menghormati orang lain.
2. Konsep “Senpai-Kohai” (Senioritas)
Hubungan antara senpai (senior) dan kohai (junior) mencerminkan etika dan budaya Jepang yang kental. Kohai diharapkan menghormati senpai dengan cara yang sopan, seperti membungkuk yang menunjukkan rasa hormat saat menawarkan bantuan.
3. Menghindari Konflik Terbuka
Orang Jepang sangat menghindari konfrontasi langsung. Jika kamu memahami etika dan aturan dalam budaya Jepang, seperti membungkuk yang menunjukkan rasa hormat, kamu akan menjaga hubungan tetap baik.
4. Kerendahan Hati dan Kesederhanaan
Kerendahan hati terlihat dalam sikap tidak menyombongkan diri. Misalnya, saat menerima pujian, respons seperti “masih jauh dari sempurna” menunjukkan kesederhanaan.
5. Menjaga Kehormatan Diri dan Orang Lain
Menjaga kehormatan sangat penting dalam budaya Jepang. Tindakan seperti membungkuk yang tepat dan menghormati ruang pribadi menciptakan rasa percaya dan menghargai orang lain.
Etiket dalam Interaksi Sehari-hari
Dalam budaya Jepang, etiket memainkan peran penting dalam menjaga harmoni sosial. Setiap aspek interaksi sehari-hari, mulai dari cara membungkuk yang tepat hingga aturan mengenai pakaian dan sepatu, mencerminkan penghormatan terhadap adat dan kebiasaan masyarakat Jepang.
Cara Menyapa dan Memperkenalkan Diri
Saat bertemu orang baru, menyapa dengan membungkuk yang tepat adalah hal umum dalam budaya Jepang. Membungkuk informal dilakukan dengan sudut sekitar 15 derajat, sedangkan yang lebih formal mencapai 30 derajat. Jika kamu ingin menunjukkan respect, penting menggunakan ungkapan seperti “Hajimemashite” (senang bertemu dengan Anda) diikuti nama dan salam sopan lainnya.
Penggunaan Bahasa Hormat (Keigo)
Keigo, atau bahasa hormat, adalah cara berbicara yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang lain, terutama yang lebih senior atau dalam konteks formal. Contohnya, mengganti “taberu” (makan) dengan “meshiagaru” saat berbicara dengan atasan. Keigo wajib digunakan dalam situasi resmi, seperti pertemuan bisnis atau berbicara dengan tamu kehormatan.
Aturan Membungkuk (Ojigi)
Membungkuk memiliki banyak makna dalam budaya Jepang. Tiga jenis utama adalah informal, formal, dan sangat formal. Membungkuk yang sangat formal, misalnya, dilakukan pada sudut lebih dalam untuk menunjukkan respect yang tinggi kepada orang lain.
Ekspresi Nonverbal yang Penting
Bahasa tubuh seperti menjaga kontak mata yang tepat dan ekspresi wajah yang netral sangat penting dalam budaya Jepang. Jika kamu memahami etika dan tata krama, kamu akan lebih menghargai cara orang Jepang berkomunikasi.
Etiket dalam Situasi Bisnis
Dalam budaya bisnis Jepang, etiket bukan sekadar aturan, melainkan cara untuk menunjukkan rasa hormat dan membangun hubungan yang solid. Setiap tindakan kecil, seperti membungkuk yang tepat dan mengenakan pakaian yang sesuai, memiliki makna. Aspek-aspek ini membedakan etiket bisnis dari etiket sosial, yang lebih santai dan personal, mencerminkan nilai-nilai budaya yang dijunjung oleh masyarakat Jepang.
Ketepatan Waktu: Lebih dari Sekadar Tepat
Ketepatan waktu adalah hal mendasar dalam budaya bisnis Jepang. Datang tepat waktu atau bahkan lebih awal mencerminkan komitmen dan rasa hormat Anda terhadap jadwal orang lain. Sebaliknya, keterlambatan dapat dianggap sebagai tanda ketidaksopanan dan kurangnya profesionalisme. Dalam rapat, waktu digunakan dengan sangat efisien, sehingga ketepatan waktu membantu kelancaran diskusi dan pengambilan keputusan bersama.
Pertukaran Kartu Nama (Meishi): Seni Memberi dan Menerima
Meishi memiliki peran besar dalam membangun jaringan. Saat memberikan kartu nama, gunakan kedua tangan, hadapkan tulisan ke penerima, dan luangkan waktu untuk membaca kartu yang Anda terima. Hindari memberikan kartu dengan satu tangan atau meletakkannya sembarangan; ini dianggap kurang sopan. Kartu nama mewakili identitas profesional, sehingga perlakuan terhadapnya mencerminkan penghormatan terhadap pemiliknya.
Etika dalam Rapat dan Presentasi
Rapat di Jepang menuntut sikap formal dan persiapan yang matang. Berbicara tanpa persiapan atau memotong pembicaraan dianggap tidak sopan. Posisi duduk juga penting; tamu kehormatan biasanya duduk di tempat yang paling terhormat. Persiapan presentasi yang rapi menunjukkan dedikasi dan meningkatkan kredibilitas Anda di mata rekan kerja.
Kebiasaan Memberi Hadiah (Omiyage) dalam Bisnis
Omiyage bukan sekadar hadiah, tetapi simbol perhatian dan niat baik. Hadiah kecil seperti makanan khas daerah atau barang yang berguna sering diberikan. Waktu yang tepat untuk memberikan hadiah adalah di awal atau akhir pertemuan, menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan.
Menghormati Hierarki Perusahaan
Hierarki memainkan peran penting dalam perusahaan Jepang. Komunikasi dengan atasan dilakukan secara sopan dan terstruktur, sering kali melalui saluran resmi. Dalam rapat, atasan biasanya berbicara lebih dulu, sementara anggota tim mendengarkan dengan seksama. Dengan mematuhi hierarki, hubungan kerja menjadi lebih harmonis dan produktif.
Etiket Makan di Jepang
Di Jepang, etiket makan adalah bagian penting dari budaya yang mencerminkan rasa hormat dan kesopanan. Setiap aspek, mulai dari cara menggunakan alat makan hingga membungkuk yang menunjukkan respect, memiliki makna mendalam yang menunjukkan penghargaan terhadap makanan dan orang yang menyajikannya.
Penggunaan Sumpit (Hashi): Do and Don’ts
Menggunakan sumpit dengan benar adalah hal utama. Pegang sumpit dengan stabil dan gunakan ujungnya untuk mengambil makanan. Kesalahan umum seperti menusukkan sumpit ke nasi atau menggunakannya untuk menunjuk dianggap tidak sopan. Selain itu, jangan pernah menyerahkan makanan langsung dari sumpit ke sumpit karena ini terkait dengan upacara pemakaman. Letakkan sumpit di tempatnya saat tidak digunakan, biasanya di atas tatami atau penyangga sumpit.
Cara Menikmati Makanan dengan Sopan
Sebelum makan, ucapkan “Itadakimasu” sebagai tanda rasa syukur. Nikmati makanan dengan perlahan, cicipi rasa setiap hidangan, dan hindari terburu-buru. Setelah makan, ungkapkan apresiasi Anda dengan mengatakan “Go-chiso-sama deshita”. Ini menghormati usaha koki dan menunjukkan rasa terima kasih.
Etika di Meja Makan: Menghindari Kebisingan
Menjaga ketenangan adalah hal penting dalam budaya Jepang. Jika kamu mengikuti etika yang tepat, seperti berbicara dengan nada rendah dan menghindari kebisingan, kamu akan menunjukkan rasa hormat kepada orang lain.
Menghargai Makanan dan Koki
Makanan disajikan dengan indah, jadi hargai presentasinya. Menghabiskan makanan di piring adalah cara sederhana menunjukkan penghormatan, sesuai dengan etiquette dan customs yang dijunjung tinggi oleh orang Jepang.
Etiket di Ruang Publik
Di Jepang, budaya dan etiket di ruang publik mencerminkan nilai-nilai seperti penghormatan, ketertiban, dan kesadaran kolektif. Jika kamu memahami customs dan manners yang berlaku, mematuhi aturan ini bukan hanya soal sopan santun, tetapi juga menjaga harmoni sosial, seperti dalam kebiasaan membungkuk yang dihormati.
Menjaga Kebersihan dan Ketenangan
Kebersihan di tempat umum adalah prioritas utama. Anda akan jarang menemukan sampah berserakan di jalan karena masyarakat memiliki kebiasaan membawa pulang sampah mereka sendiri. Misalnya, di taman atau ruang terbuka, tempat sampah sering kali sangat terbatas. Ketenangan juga sangat dihargai. Berbicara keras atau membuat kebisingan dianggap tidak sopan, seperti berbicara dengan telepon di kereta atau memutar musik tanpa earphone.
Etika dalam Transportasi Umum
Transportasi umum di Jepang diatur dengan sangat teratur. Penumpang diharapkan memberi ruang bagi yang membutuhkan, seperti lansia atau ibu hamil. Tindakan seperti memakan makanan berbau tajam atau mengangkat kaki ke kursi lain dianggap kurang sopan. Hal kecil seperti mematikan nada dering ponsel juga menunjukkan penghormatan.
Aturan Merokok di Tempat Umum
Merokok hanya diperbolehkan di area khusus, seperti ruang merokok di luar ruangan atau di dalam gedung dengan ventilasi khusus. Melanggar aturan ini bisa berujung teguran atau bahkan denda.
Berbicara dengan Volume yang Sopan
Berbicara dengan suara pelan adalah norma. Di tempat seperti perpustakaan atau transportasi umum, berbicara keras bisa mengganggu orang lain. Dalam situasi resmi, volume rendah juga mencerminkan kesopanan.
Variasi Regional dalam Etiket
Etiket di Jepang memiliki dasar yang serupa secara nasional, tetapi variasi regional memberikan warna unik pada praktik sehari-hari. Setiap daerah di Jepang memiliki budaya lokal yang memengaruhi cara masyarakat berinteraksi dan menghormati tradisi, seperti membungkuk yang menunjukkan respect dan aturan dalam penggunaan shoes saat memasuki rumah.
Perbedaan Budaya Antar Daerah
Budaya lokal suatu daerah memainkan peran besar dalam membentuk etiket sosialnya. Misalnya, cara membungkuk di Tokyo bisa berbeda dengan di Osaka—di mana di Tokyo cenderung lebih formal, sementara di Osaka lebih santai. Di daerah pedesaan, pemandian umum biasanya dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan memiliki aturan ketat tentang kebersihan, seperti cara membersihkan tubuh sebelum masuk ke bak mandi.
Selain itu, kebiasaan makan juga bervariasi. Beberapa daerah tidak menganjurkan menyeruput makanan, kecuali untuk mie gaya barat seperti pasta. Dalam hal bahasa, frasa kesopanan berbeda tergantung daerahnya, yang mencerminkan penghormatan mendalam terhadap hierarki dan interaksi sosial.
Pengaruh Sejarah pada Etiket Lokal
Sejarah lokal sangat memengaruhi norma etiket dan budaya Jepang. Di Kyoto, misalnya, warisan budaya dari periode Heian masih terlihat dalam cara orang Jepang berbicara dan berbusana, termasuk cara membungkuk yang mencerminkan rasa hormat dan tata krama.
Adaptasi Etiket di Era Modern
Globalisasi telah membawa perubahan dalam etiket Jepang, termasuk dalam cara orang Jepang membungkuk yang menunjukkan rasa hormat. Namun, tantangan mempertahankan nilai tradisional dan aturan budaya tetap menjadi perhatian.
Etiket Bertamu ke Rumah Orang Jepang
Bertamu ke rumah orang Jepang bukan hanya soal kunjungan, tapi juga penghormatan budaya dan etiquette. Ada norma dan customs yang perlu dipahami untuk menunjukkan rasa hormat kepada tuan rumah, seperti membungkuk yang benar.
Melepas Sepatu: Tradisi dan Maknanya
Di Jepang, melepas sepatu sebelum memasuki rumah adalah aturan dasar. Sepatu harus dilepas di genkan, area depan rumah yang berfungsi sebagai tempat sepatu. Tradisi ini mencerminkan nilai kebersihan, karena sepatu dianggap membawa kotoran dari luar. Tidak hanya di rumah, kebiasaan ini juga diterapkan di tempat lain seperti ryokan (penginapan tradisional) dan beberapa restoran. Memasuki rumah tanpa melepas sepatu dianggap kurang sopan.
Membawa Hadiah Kecil (Omiyage)
Membawa hadiah kecil atau omiyage saat bertamu adalah bentuk penghormatan. Meski tidak ada aturan ketat, hadiah sebaiknya dibungkus rapi dengan kertas kado. Contohnya, makanan ringan, teh, atau handuk kecil. Waktu terbaik memberikan omiyage adalah sesaat setelah tiba, sebagai simbol niat baik.
Perilaku Sopan di Rumah Orang Lain
Saat di rumah orang lain, hindari berperilaku yang bisa membuat tuan rumah tidak nyaman. Berbaring di sofa, tidur-tiduran, atau membawa teman tanpa izin adalah contoh yang sebaiknya dihindari. Hormati aturan rumah tangga, dan tunjukkan rasa terima kasih dengan ungkapan seperti, “Terima kasih atas hidangannya.”
Cara Berpamitan dengan Baik
Saat berpamitan, ucapan seperti “Ojyama shimashita” menunjukkan rasa hormat. Jangan lupa mengapresiasi keramahan tuan rumah dan nikmati hidangan yang disajikan.
Tantangan Memahami Etiket Jepang
Mengenali etiket Jepang bukan sekadar memahami aturan, tetapi juga menavigasi perbedaan budaya seperti membungkuk yang menunjukkan respect. Untuk orang asing, tantangan ini kerap muncul dari customs hingga interaksi sosial yang tampak sederhana.
Perbedaan Budaya yang Membingungkan
Banyak kebiasaan Jepang yang mungkin terlihat unik, seperti membungkuk sebagai salam atau aturan melepas sepatu sebelum masuk rumah. Dengan memperhatikan etika membungkuk, misalnya, orang asing mungkin bingung tentang seberapa dalam harus membungkuk atau dalam situasi apa itu dilakukan. Hal-hal ini dapat memengaruhi kesan pertama dan bahkan hubungan profesional. Selain itu, aturan diam dalam transportasi umum sering membuat bingung mereka yang terbiasa berbicara di tempat umum. Untuk mengatasi kebingungan, memperhatikan customs lokal dan bertanya secara sopan bisa menjadi langkah awal yang baik.
Menghindari Kesalahpahaman
Komunikasi yang jelas adalah kunci utama. Sebagai contoh, mengangguk kecil dapat dianggap cukup di Jepang untuk menunjukkan pemahaman, sementara di budaya lain mungkin dianggap kurang antusias. Mengamati cara orang Jepang bereaksi dalam situasi serupa dapat membantu memahami pola mereka. Perilaku seperti menunjuk ke arah seseorang dengan jari atau menyentuh kepala seseorang juga sebaiknya dihindari karena dianggap kurang sopan.
Belajar dari Kesalahan
Kesalahan tidak bisa dihindari, tetapi itu adalah kesempatan untuk belajar tentang etika dan budaya Jepang. Jika kamu melakukan kesalahan, meminta maaf dengan tulus sering kali cukup, menunjukkan rasa hormat dan niat baik kepada orang Jepang.
Kesimpulan
Budaya dan etiket di Jepang memang punya cara unik buat ngasih makna dalam setiap interaksi. Mulai dari cara menyapa, makan, sampai bersikap di ruang publik, semuanya punya aturan yang bikin hubungan lebih harmonis. Nggak cuma soal aturan, etiket di Jepang juga nunjukin rasa hormat yang dalam terhadap orang lain, lingkungan, dan tradisi.
Buat kamu yang mau ke Jepang, belajar sedikit soal ini bisa bikin pengalaman jadi lebih nyaman dan bermakna. Nggak perlu ragu buat terus belajar sambil jalan. Pahami tiap langkah kecil, dan nikmati setiap momen yang datang. Yuk, mulai kenal lebih dalam sama budaya Jepang, biar perjalanan kamu nggak cuma seru, tapi juga penuh arti!
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Apa itu etiket Jepang?
Etiket Jepang mencakup berbagai aturan sopan santun dan tata krama yang mencerminkan nilai-nilai budaya Jepang, termasuk cara membungkuk yang tepat dan aturan mengenai penggunaan sepatu saat memasuki rumah, untuk menghormati kebiasaan masyarakat Jepang.
Mengapa membungkuk penting dalam budaya Jepang?
Membungkuk yang dilakukan oleh orang Jepang adalah bentuk salam dan penghormatan yang mencerminkan tata krama dan budaya mereka. Tingkat kemiringan membungkuk menunjukkan rasa hormat dan cara mereka menghargai customs.
Apa yang harus diperhatikan saat makan di Jepang?
Gunakan sumpit dengan benar dan hindari menusukkan sumpit ke nasi, karena ini adalah bagian dari etika dan budaya Jepang. Jangan berbagi makanan menggunakan sumpit. Pastikan untuk mengucapkan “itadakimasu” sebelum makan dan “gochisousama deshita” setelah selesai, sebagai tanda respect terhadap makanan yang disajikan.
Bagaimana etiket saat menggunakan transportasi umum di Jepang?
Tetap diam, hindari berbicara keras, dan jangan makan atau minum. Beri tempat duduk pada lansia, ibu hamil, atau orang berkebutuhan khusus. Pastikan ponsel dalam mode diam.
Apa yang perlu diperhatikan saat bertamu ke rumah orang Jepang?
Bawa oleh-oleh kecil sebagai tanda terima kasih. Jika kamu mengunjungi rumah orang Jepang, lepaskan sepatu di pintu masuk dan gunakan sandal yang disediakan untuk menunjukkan respect dan mengikuti customs yang berlaku.
Apa tantangan paling umum dalam memahami etiket Jepang?
Perbedaan budaya dan detail kecil dalam etiket, seperti cara membungkuk yang benar dan aturan penggunaan sumpit, dapat membuat turis bingung. Jika kamu memahami adat istiadat Jepang, belajar dan bertanya adalah kunci untuk menghindari kesalahpahaman.
Apakah ada variasi regional dalam etiket Jepang?
Ya, ada. Misalnya, di Kansai, orang cenderung lebih santai dibandingkan Tokyo. Namun, prinsip-prinsip dasar, seperti kesopanan dan rasa hormat, tetap berlaku di seluruh Jepang.